Tuesday 15 May 2012


“IFan” Charger Ponsel Tanpa Listrik Dari Belanda


 Apa jadinya jika bumi kita krisis listrik? Sudah pasti harga listrik akan melambung tinggi. Krisis listrik adalah ketakutan terbesar saya karena sebagai penggila ponsel, saya tdak pernah absen menekan tombol untuk keperluan seperti browsing, chatting, email, dan SMS. Andai saja, menekan tombol ponsel sama dengan push-up satu kali, mungkin saya sudah selangsing Miss Bette Franke, model ternama asal Belanda. Ojek langganan saya saja, punya dua ponsel. Tidak mau kalah dengan tukang sayur dekat rumah yang menggunakan ponsel sebagai alat transaksi, Ibu saya bisa memesan sayuran yang ia inginkan dengan satu SMS singkat, esok pesanan sudah dibungkus dengan rapih. Betapa mudahnya hidup kita dengan teknologi.

Tapi apakah hidup dengan ponsel sudah cukup? Tidak. Coba saja tengok generasi sekarang yang menggunakan internet layaknya cemilan untuk menelan informasi yang mereka butuhkan kapan saja. Bahkan, Ayah saya, tidak akan mengira bahwa bihun ayam buatan saya minggu lalu adalah hasil menyontek internet, yang saya akses melalui ponsel kesayangan. Belum lagi tetangga saya yang sedang demam bisnis online melalui ponsel, setiap hari ia harus bolak balik ke kantor pos demi mengirim orderan. Berapa banyak, yang aktif menjadi pedagang di dunia maya? Saya rasa banyak. Bulan Oktober tahun lalu saja, jumlah pengguna internet naik dari 13 juta menjadi 55 juta.

Bagaimana jadinya, jika pengguna ponsel di dunia menggunakan listrik minimal satu jam setiap hari untuk mencharger ponsel mereka. Bisa jadi kita akan mengalami krisis listrik jika tidak pintar pintar berhemat. Ketakutan saya atas krisis listrik semakin menjadi ketika negara kita berencana mengimpor listrik dari Malaysa di tahun 2014 nanti. Jaman saya kecil, rasanya tidak pernah ada pemadaman listrik bergilir, tidak seperti sekarang. Tersirat dibenak saya, apa yang akan dilakukan Belanda sebagai sebuah negera maju yang terkenal inovatif. Apakah Belnada akan melakukan penghematan seperti kita? Saya rasa tidak. Benar saja dugaan saya, alih alih memadamkan listrik secara bergilir, Belanda malah menciptakan alat unik untuk mencharger ponsel tanpa listrik.

Belanda menunjukkan kreatifitas dengan menciptakan alat untuk mencharger ponsel dengan menggunakan tenaga angin, hemat listrik 100%. Desainer Belanda yaitu Pak Tjeerd Veenhoven, telah menciptakan produk bernama iFan yang ia ciptakan untuk mencharger ponsel iphone miliknya. Cara membuat iFan sangat minim biaya, cukup menggunakan kipas dari komputer bekas yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan kulit karet sebagai sambungan ke ponsel. Melalui tenaga angin, iFan bisa menghasilkan listrik, Pak Tjreed selalu membawa serta IFan menuju kota dengan bersepeda, ia kini tidak lagi cemas kehabisan baterai akibat terlalu lama di jalan.

 Berangkat dari kecemasan, Pak Tjreed mencari penyelesaian dengan berfikir di luar kotak. Think out of box, adalah salah satu ciri berfikir kreatif. Saya ingin sekali dipinjamkan iFan oleh Pak Tjreed. Saya bisa bersepada sambil mencharger ponsel saya, dengan begitu body mirip Miss Bette Franke bukan lagi mimpi. Jika listrik menjadi barang mewah, saya akan menelepon Pak Tjreed memohon agar ia mengirimkan iFan. Kini Pak Tjreed tengah mengembangkan iFan agar bisa digunakan untuk mencharger apa saja. Sebuah kabar gembira dari Belanda, negara kecil namun memiliki kotak berfikir yang maha besar. 



Sumber:  http://www.24oranges.nl/?s=ifan/2012
               http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/

                 




No comments:

Post a Comment