Sunday 16 October 2011

After the rain, there always rainbow


aku memilih menjadi putri pelangi daripada harus menjadi Cinderella dengan sepatu kaca berkilau dan pangeran super tampan. Mengandeng pangeran sambil mengenakan most wanted shoes memang meyenangkan....tapi entah kenapa menjadi pelangi dengan kesendiriannya tampak lebih mengiurkan bagaikan ditawari es jeruk dingin disiang yang super terik dan panas. Terlepas dari kenyataan bahwa Cinderella adalah mantan babu yang beruntung berkat wajah cantiknya, kebayangkan klw semua pembantu rumah tangga cantik-cantik, bisa-bisa semua majikan kawin lari sama pembantunya. Meskipun pelangi hanya berwajah pas-pasan, tidak punya pengeran dan ibu peri yang siap membantu, tapi berkat pelangi semua orang mengerti bahwa sang pencipta itu ada. Merek crayon ternama bahkan tidak bisa menandingi warna asli dari pelangi yang terang redupnya


habis gelap terbitlah terang
habis kenyang terbitlah ngantuk
namun yg terpenting
habis mendung terbitlah pelangi


sayangnya, pelangi juga bisa capek
kadang menyinari banyak org bisa begitu melelahkan
setiap pelangi butuh juga pelangi